Posted by : Unknown Jumat, 05 Oktober 2018


ORGANISASI BERKAS SEKUENSIAL
Dalam organisasi ini, record-record direkam secara berurutan pada waktu berkas ini dibuat dan harus diakses secara berurutanpada waktu berkas ini digunakan sebagai input. Berkas sekuensial sangat cocok untuk akses yang sekuensial, misalnya dalam aplikasi dimana sebagian besar atau semua rekaman akan diproses. Sebagai contoh adalah membuat daftar mahasiswa dalam sebuah program studi. Melakukan akses secara sekuensial berarti proses akan berpindah dari satu rekaman ke rekaman berikutnya secara langsung.


Pencarian secara sekuensial adalah memproses rekaman – rekaman dalam berkas sesuai urutan keberadaan rekaman – rekaman tersebut sampai ditemukan rekaman yang diinginkan atau semua rekaman terbaca. Berkas sekuensial juga dapat diproses secara tunggal dan langsung, jika diketahui subskripnya. Tetapi bagaimana kalau subskrip yang dimiliki bukan identitas utama rekaman, misal ‚Nama Mahasiswa‛ pada file berikut ini :

Pembacaan harus dilakukan secara sekuensial.Rekaman demi rekaman, sampai ‚Nama Mahasiswa‛ yang sesuai ditemukan. Misalnya untuk pembacaaan rekaman dengan ‚Nama Mahasiswa‛ = Sunaryono, diperlukan probe (akses terhadap lokasi yang berbeda) sejumlah 4 kali. Yang harus dilakukan agar kinerja pembacaan rekaman lebih baik, maka rekaman-rekaman dalam berkas mahasiswa tersebut diurutkan untuk mendapatkan pengurutan yang linier berdasarkan nilai kunci rekaman.Baik secara alphabetis maupun numeris. Hasil pengurutannya adalah sbb :


Berkas diatas berisi rekaman mahasiswa urut berdasar ‚Nomor Induk Mahasiswa‛.Kolom ‚Nomor Induk Mahasiswa‛ menunjukkan nilai yang urut dari kecil ke besar. Dengan demikian , hanya n/2 rekaman yang perlu diperiksa rekaman-demi-rekaman untuk menemukan rekaman yang diinginkan. Kalau pembacaan diteruskan melewati posisi dimana rekaman seharusnya berada (mengingat berkas sudah diurutkan), maka proses pencarian dihentikan. Untuk membaca ‚Sunaryono‛ hanya diperlukan 2 probe, lebih kecil disbanding berkas sebelum diurutkan.Namun teknik tersebut masih kurang memuaskan untuk berkas dengan jumlah rekaman yang lebih besar.

A. PENCARIAN BINER (BINARY SEARCH) 

Pencarian Biner dalah membandingkan kunci yang dicari dengan rekaman pada posisi tengah dari berkas. Bila sama (Kasus 1) rekaman yang diinginkan sudah ditemukan. Jika tidak sama (kasus 2), berarti separuh rekaman-rekaman dalam berkas akan dieliminasi dari perbandingan yang selanjutnya. Bila yang terjadi pada kasus 2, maka proses perbandingan terhadap rekaman pada posisi di tengah dilanjutkan menggunakan rekaman-rekaman yang tersisa. Jumlah probe (yang diperlukan untuk membaca sebuah rekaman) pada sebuah berkas dengan rekaman yang sudah diurutkan, dapat diperkecil dengan menggunakan teknik pencarian biner. Jika kunci cari<kunci tengah maka bagian berkas mulai dari kunci tengah sampai akhir berkas dieliminiasi. sebaliknya jika kunci cari>
kunci tengah, maka bagian berkas mulai dari depan sampai dengan kunci tengah dieliminiasi.

Dengan mengulang proses perbandingan terhadap rekaman tengah, maka lokasi rekaman yang diinginkan akan ditemukan atau diketahui bahwa rekaman yang diinginkan tersebut tidakberada dalam berkas. Algoritma pencarian biner:


B. PENCARIAN INTERPOLASI 

Pencarian interpolasi (asumsinya kunci rekaman numeris) menentukan posisi yang akan dibandingkan berikutnya berdasar posisi yang di estimasi dari sisa rekaman yang belum diperiksa. Pencarian interpolasi tidak mencari posisi tengah, seperti algoritma pencarian biner, melainkan menentukan posisi berikutnya.



Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Pasang iklan

alt/text gambar

Popular Post

Blogger templates

- Copyright © Pejuang Subuh -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Nurdiansah -